RSS

Konferensi-Konferensi Iklim

Di mulai pada tahun 1972 di Stockholm,Swedia-- berlangsung sebuah konferensi dalam menanggapi wacana Pemanasan Global. Nama konferensinya adalah "Human Environment". Konferensi ini membentuk UNEP (“United Nations Environmental Program”) untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan (“eco-friendly sustainable development”).

Tahun 1987 dilaksanakan “Montreal Protocol” yaitu menetapkan bahwa produksi bahan-bahan yang merusak lapisan ozon (terutama CFC) harus dikendalikan.


Kemudian dilakukan lagi di Rio de Jenero, Brazil pada tahun 1992. Konferensi ini bertema "Earth Summit", dimana 150 negara berikrar untuk "menanggulangi Gas Rumah Kaca (GRK) supaya berada pada level yang aman" (emisi pada tahun 2000 lebih rendah daripada tahun 1990). Tujuan dilaksanakannya Konferensi Earth Summit adalah untuk mencari jalan keluar agar suhu bumi tidak terus meningkat dan tidak terjadi perubahan iklim bumi yang signifikan.

Pada bulan Desember 1997 di Kyoto, Jepang-- diselenggarakan konferensi kembali untuk menindaklanjuti ikrar sebelumnya yaitu "Protokol Kyoto". Nama resminya adalah Kyoto Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change (Protokol Kyoto mengenai Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim). Inti dari Protokol Kyoto adalah Apa yang harus dikerjakan supaya GRK ada pada level yang aman dan siapa yang akan bertanggung jawab?. Disini, peserta protokol meminta agar 38 negara industri diminta untuk menurunkan emisi GRKnya sebesar 5,2 % dibanding GRK yang mereka hasilkan di tahun 1990 dan harus dicapai pada tahun 2008-2012.
Mekanisme Protokol Kyoto :
  1. Joy Implementation
  2. Clean Development Mecanism
  3. Emisi Trading

Tahun 2001, USA menarik diri dari Protokol Kyoto, padahal Amerika adalah Negara penyumbang GRK terbesar. Data terakhir menunjuk Amerika Serikat sebagai penyumbang 720 juta ton GRK setara dengan 25% emisi total dunia atau 20,5 ton per kapita. Emisi GRK pembangkit listrik di Amerika Serikat saja masih sangat jauh dibanding dengan total jumlah emisi 146 negara (3/4 negara di dunia). Emisi GRK sektor energi Amerika 2x lipat dari emisi GRK India. Emisi total dari negara-negara berkembang besar seperti Korea, Meksiko, Afrika Selatan, Brazil, Indonesia dan Argentina tidak melebihi emisi Amerika.
Setelah pengunduran diri Amerika, disusul oleh Australia. Menurut Australia, percuma melanjutkan program Protokol Kyoto apabila Amerika keluar, karena yang paling gembar-gembor masalah Penanggulangan Pemanasan Global adalah Amerika, dan Amerika pula yang menjadi penyumbang terbesar GRK. Setelah Australia keluar, giliran Rusia yang ikut menarik diri. Tetapi pada tahun 2002 Rusia kembali bergabung di Protokol Kyoto dan Australia ikut serta meratifikasi pada tahun 2007 setelah adanya pergantian Presiden di Negaranya. Tahun 2004, 141 Negara telah meratifikasi secara resmi persetujuan tersebut pada tanggal 18 November. Dan persetujuan ini mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Sampai 3 Desember 2007, ada 174 negara yang telah meratifikasi Protokol Kyoto, hanya 2 negara yang telah belum meratifikasinya, baru menandatangani. Yaitu Amerika Serikat (tidak berminat meratifikasi) dan Kazakstan.

Th 2002 World Summit di Johannesburg menetapkan sasaran-sasaran pembangunan selama abad ke-21 dengan mengurangi masalah-masalah lingkungan hidup.

Tahun  2007  Konferensi di Denpasar menetapkan “Bali Road Map” sebagai persiapan ke arah konferensi
di Copenhagen pada tahun 2009. Bali Road Map membahas kelanjutan atau nasib Protokol Kyoto. Tiga hal penting hasil Konferensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNCCC), yaitu:
1. Tercapainya kesepakatan dunia.
2. Menyepakati 4 agenda sebagai berikut.
  • Aksi untuk melakukan kegiatan adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim (misalnya banjir dan kekeringan).
  • Cara mengurangi emisi GRK.
  • Cara mengembangkan dan memanfaatkan teknologi yang bersahabat dengan iklim.
  • Pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi.
3. Menyepakati target waktu pelaksanaan, yaitu pada tahun 2009.

Bali Roadmap terdiri dari  lima hal yaitu komitmen pasca 2012, dana adaptasi, alih teknologi, REDD (Reducing Emission from Deforestation in Developing Countries "mengurangi emisi akibat penggundulan hutan di negara berkembang"), dan CDM (Clean Development Mechanism).

Konferensi Perubahan Iklim 2009 (UN Climate Change Conference 2009) atau disebut juga COP 15 yang merupakan KTT internasional mengenai perubahan iklim. Konferensi ini dilaksanakan di Copenhagen, Denmark pada Senin 7 Desember 2009 dan dihadiri oleh kurang lebih 15.000 utusan dari 192 negara. Konferensi ini berlangsung hingga tanggal 18 Desember 2009. Pertemuan ini adalah kesempatan terbaik dan terakhir dalam upaya menjawab tantangan dampak perubahan iklim dan menjadi penentu kesepakatan final pengganti Protokol Kyoto. Sayangnya, konferensi yang menjadi harapan banyak negara ini tidak menghasilkan kesempatan yang mengikat. Alhasil, konferensi ini diteruskan pada tahun 2010 di Meksiko. 

Konferensi Iklim di Meksiko yang dipimpin 20 negara raksasa ekonomi gagal mencapai kesepakatan yang mengikat, karena ada pertentangan dari Cina. Cina dan Amerika adalah dua negara yang merupakan produsen utama GRK di dunia selain Jepang dan India.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Meminimalisasi Sampah

Lihatlah gambar ini. Mungkin hal yang seperti  ini sudah tidak menjadi barang yang aneh dalam kehidupan kita sekarang. Saya masih ingat dahulu saya selalu diajarkan untuk mengubur sampah seperti kaleng bekas susu, pecahan beling, dsb..kakek dan nenek saya bilang supaya tidak menjadi penyebab orang celaka kalau sampahnya dibuang dimana saja. Ya, memang benar begitu kenyataannya. Tetapi jika direnungkan kembali pernyataan mereka, manfaatnya tidak hanya merujuk kepada hal itu saja tetapi disisi lain mengajarkan kita supaya tidak membuang sampah sembarangan, misalnya membuang sampah ke sungai.

Gambar diatas adalah realita dari sekitar daerah Cihampelas, Sampah-sampah ini belum diangkut ke tempat pembuangan yang seharusnya…sehingga kadang-kadang sampah yang dihasilkan penduduk cihampelas menumpuk di pinggiran Kampus STBA dan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Terkadang pula saya melihat truk sampah yang akan mengangkutnya ke TPA disaat mahasiswa sedang dalam keadaan makan siang. Owh….betapa sangat mengganggu. Tapi akan lebih sangat mengganggu apabila sampahnya tidak diangkut.
Saya berpikir, bagaimana caranya sampah-sampah bekas makanan ringan, maupun kresek-kresek tersebut berguna dalam jangka waktu yang panjang. Apakah dibuat kerajinan? Tidak semua plastik bekas bisa dibuat kerajinan. Dari ketebalan bahan dan jenisnya misalnya. Yang saya ingin usulkan, bagaimana caranya kemasan-kemasan makanan maupun minuman diubah menjadi bahan yang ramah lingkungan? Tentu saja didesign untuk melestarikan lingkungan dan membuat bekas kemasan tersebut mempunyai daya guna dalam jangka panjang, juga  tetap berfungsi sebagaimana mestinya tanpa merusak isi produk tersebut. 

Jika bahannya diganti dengan plastik ramah lingkungan yang mengandung degradable, menurut saya itu percuma. Meski plastik tersebut bisa terurai dalam jangka 2 tahunan, tetapi plastik ini mempunyai catatan yaitu akan terurai dengan baik apabila panas dan kelembaban tempat penyimpanannya juga sesuai dengan syarat terurainya.

Saya memang bukan seseorang yang ahli di bidang lingkungan, tetapi saya mencoba mengerti dan memahami setidaknya tentang lingkungan saya. Apalagi saya hanya seorang mahasiswa Bahasa Asing di salah satu universitas swasta di Bandung. Apabila ada seseorang yang ahli di bidang lingkungan maupun produsen makanan, saya akan sangat senang apabila anda semua mempertimbangkan buah pikiran saya. Mungkin saja ide ini sedikitnya ikut berpartisipasi dalam Menanggulangi Pemanasan Global.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menyadari Perubahan Iklim

Tadi pagi cuaca begitu mendung, bahkan sempat turun hujan. Sampai-sampai saya gelisah bagaimana saya berangkat ke kampus kalau hujan begini? (maklum, gak punya payung yang layak...hehe). Tapi beberapa menit kemudian cuaca langsung cerah. Apalagi semakin siang semakin terasa hawa panasnya. Tentu saja membuat kita harus beradaptasi dengan kondisi cuaca yang seperti ini. Semuanya sangat tidak menentu.
Rasanya, tenggorokan ini sedikit-sedikit kering. Badan terasa gerah dan panas. Angin yang bertiup pun terasa kering. Jam 1 siang tadi, saya ada kelas "Pendidikan Lingkungan Hidup" (PLH). Ini salah satu mata kuliah umum yang saya gemari selain "Komunikasi", padahal jurusannya Bahasa Asing :-D. Mungkin anda berpendapat, "loh..kok ga nyambung?" Kalo ga disambungin ya ga bakalan nyambung (hihi...), tapi manfaatnya gede banget, selain nambah wawasan dan ilmu, tapi tentunya sebagai pelengkap syarat kelulusan. (haha....)
Bicara "Pendidikan Lingkungan Hidup", dosennya itu wawasannya luas banget. Jadi saat beliau menjelaskan materi, asyik aja dengerinnya. :-D Disuruh nanya malah pada diem deh akhirnya.
Pertemuan terakhir menjelang UAS kali ini, membahas masalah "Protokol Kyoto". Masih ada hubungannya dengan Pemanasan Global. Sedikit saya mencoba berbagi ilmu dan menuangkan unek-unek :-D.




Masih hangat ditelinga kita tentunya dari informasi berita di TV seputar para petani yang merugi akan hasil panennya yang jauh dari harapan, tentang kenaikan-kenaikan bahan pangan. Sebut saja harga cabe rawit yang sangat melambung tinggi, membuat para pedagang kewalahan. Masihkah anda berpikir untuk menyalahkan pemerintah? Atau berpikir adanya kecurangan oleh pihak-pihak tertentu dalam menimbun barang? Atau mungkin juga karena alasan perayaan hari-hari besar? Mulai sekarang, jauhkan pikiran-pikiran seperti itu. Bukan berarti itu tidak benar. Tapi itu hanya sebagian kecil dari penyebab peristiwa yang terjadi belakangan ini. Ingat, hanya sebagaian kecil saja.

Sudah membaca artikel tentang Pemanasan Global yang saya tulis sebelumnya? Jika belum, sempatkanlah untuk membaca dan memahaminya.

Semua yang terjadi belakangan ini, tentu tidak lepas dari yang namanya Perubahan Iklim/cuaca. Penyebabnya? ya, pemanasan global. Cermati bagaimana akhir-akhir ini nelayan tidak bisa melaut karena terjadi gelombang air laut. Apakah kita harus selalu bertahan dengan kondisi yang seperti ini? Apakah kita harus selalu mencoba beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan yang semakin tidak ramah? Hal yang tidak bijak tentunya, apabila kita hanya berusaha untuk bertahan tanpa melakukan suatu tindakan ke arah perbaikan yang positif. Berapa lama kita akan mampu bertahan menghadapi semua perubahan tanpa tindakan? Lantas apa yang mesti kita lakukan?

Sebenarnya, ini menjadi suatu ketakutan sendiri bagi diri saya sendiri. Sangat tidak gampang mengajak orang-orang disekitar kita termasuk saya dalam hal menanggulangi Pemanasan Global. Orang bijak bilang, jika kita ingin menjadi panutan bagi orang lain maka belajarlah menjadi panutan untuk diri sendiri terlebih dahulu. (baca juga : hal-hal kecil dalam mennaggulangi pemanasan global). Saya mulai memperbincangkannya di dalam lingkungan keluarga, tapi itu juga bukan hal yang mudah. Memerlukan cara yang tepat dalam memberikan pengetahuan dan pemahamannya. Satu-satunya cara yang saya harapkan efektif yaitu melalui blog saya ini. Semoga banyak pengunjung yang membaca dan mulai menyadari betapa Pemanasan Global saat ini bukan hanya menjadi ancaman, tetapi sudah mulai kita rasakan akibatnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penanggulangan Pemanasan Global

Di dalam memecahkan kasus pemanasan global, ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan dalam menanggulangi permasalahan ini.

Solving Gobal Warming
  • Di Rumah
  1. Pakailah alat elektronik yang hemat energi, termasuk lampu.
Dengan memakai alat elektronik yang hemat energi, tentu saja kita bisa menghemat pemakaian listrik dan uang secara berlebihan. Selain itu juga, jika melirik kepada proses adanya tenaga listrik kita secara tidak langsung telah menghemat pemakaian bahan bakar fossil yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Itulah sebabnya mengapa Pemerintah maupun distributor alat-alat elektronik gencar mengkampanyekan "penghematan energi". Hal ini sudah seharusnya kita sadari lebih awal bahwa fakta menunjukkan ketersediaan energi yang tidak bisa diperbaharui sudah sedikit sedangkan populasi penduduk semakin meningkat. Dan hal ini juga semestinya dijadikan bukti bahwa mereka adalah orang-orang yang peduli terhadap lingkungan. Ayo...kita pakai barang hemat energi :-) !!!
    2.  Biasakan mematikan barang elektronik apabila tidak dipakai.
Contohnya mematikan lampu ketika mau tidur, mematikan TV apabila tidak ada yang menonton (banyak fakta di masyarakat bahwa secara tidak sadar mereka sering menyalakan TV di rumahnya agar seolah-olah ada orang di rumah. Padahal yang punya rumah sedang main ke tetangga dan lain sebagainya. Apakah anda termasuk di dalamnya? :-) ayo hentikan kebiasaan boros energi...!!!

   3.  Jemurlah baju di bawah sinar matahari, jangan memakai dryer untuk mengeringkan baju!
Alasannya sederhana, karena CFC ada di dalam alat / mesin pendingin, dryer, dan lain sebagainya seperti yang telah saya jelaskan di postingan sebelumnya.

  • Perjalanan
  1. Travel yang baik
Jika menggunakan kendaraan bermotor, pakailah yang hemat bahan bakar. Seperti kendaraan hybrid dan electric. Lalu periksalah ban kendaraan anda setiap minggu agar selalu dalam keadaan terawat dan penuh.

Berjalan kakilah, atau gunakanlah sepeda. Itu lebih baik dan lebih menyehatkan bukan :-) !

Pakailah transportasi umum. Hal ini lebih disarankan dari pada naik kendaraan sendiri :-). Tujuannya supaya jumlah kendaraan pribadi tidak terus meningkat penggunaannya, dan mengurangi CO2 yang semakin pekat.

     2.  Travel yang buruk
Sebenarnya, dengan naik pesawat kita juga telah ikut berpartisipasi dalam meningkatkan Pemanasan Global. Mengapa? Karena bahan bakar pesawat mengeluarkan CO2....


Globally
  • Belilah makanan lokal. Dan sebisa mungkin jangan membeli makanan yang sudah di didinginkan atau Frozen. Makanan Segar lebih baik dan lebih sehat :-). Mengapa disarankan membeli makanan lokal? karena makanan luar itu pada umumnya melalui proses pengawetan dan pengolahan di pabrik yang tentunya memakai bahan bakar fossil. Meski di dalam lokal juga ada beberapa yang diawetkan, tetapi disini lebih ditekankan belilah makanan yang masih segar.
  • Gunakanlah KB dan rencanakan untuk mempunyai cukup 2 anak saja :-)
  • Gunakanlah kertas daur ulang.
  • Gunakanlah tas kain saat berbelanja, dari pada menggunakan tas plastik.
  • Konsumsilah banyak sayuran dan sedikit daging. Karena hewan adalah pengahasil methane.
  • Tanamlah banyak pohon.
  • Berbicaralah kepada kawan / kerabat tentang global warming yang sedang terjadi, dengan begitu mereka akan menyadari dan tertarik untuk menjaga lingkungan sekitar.
  • Gunakannlah saputangan dari pada menggunakan tissu.


Go Green for Save Our Earth :-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pemanasan Global

Apa itu pemasan global?

Kadang-kadang kita sering keliru bahwa pemanasan global itu terjadi karena menipisnya lapisan Ozon. Padahal itu adalah dua hal yang berbeda.
Pemanasan global adalah naiknya suhu rata-rata permukaan bumi akibat emisi karbon atau lebih tepatnya karena terjadinya efek rumah kaca.
Lalu mungkin muncul di benak anda, efek rumah kaca itu yang kaya gimana ya?
Efek rumah kaca itu adalah kondisi dimana cahaya matahari yang masuk ke bumi, terpantul-pantul karena pekatnya CO2 di atmosfer. Efek rumah kaca terjadi karena gas rumah kaca (greenhouse gases).
Selain itu efek rumah kaca juga disebabkan oleh radiasi matahari (solar radiation), pantulan-pantulan cahaya dari es (ice reflects), serapan air laut (water absorbs).



Awal Mula Pemanasan Global



Science of Global Warming


Pemanasan global diawali dengan adanya Revolusi Industri tahun 1750.  

Dimana ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Sejak saat itu, dikenal lah yang namanya pabrik. Padahal sebelum revolusi, industri dekerjakan di rumah-rumah penduduk. Mengapa ini menjadi titik awal penyebab Pemanasan Global? Hal ini dikarenakan bahwa yang namanya mesin uap itu bekerja karena adanya pembakaran. Gas dari pembakaran itu naik ke angkasa, sehingga semakin lama gas-gas yang dikeluarkan oleh pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, pesawat, dsb menyebabkan permukaan bumi menjadi pekat oleh CO2.

Suhu bumi kita sebelumnya adalah 14 derajat Celcius, dan suhu ini berada dalam keseimbangan alam yang baik. Selama kurang lebih 10.000 tahun makhluk hidup merasa nyaman hidup di bumi.
Setelah terjadi Revolusi Industri, suhu bumi kita naik 0,7 derajat Celcius. Ini diakibatkan karena banyaknya pembakaran bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan manusia baik itu untuk listrik, transportasi, dsb. Dengan itu pula limbah CO2 semakin tidak bisa dikendalikan.

Jumlah CO2 pada tahun 1750-an yaitu sekitar 280 bagian / sejuta. Ini terjadi pada saat suhu bumi masih 14 derajat Celcius.
Jumlah CO2 sekarang ini adalah 380 bagian / sejuta. Sehingga menyebabkan suhu bumi naik menjadi 14,7 derajat Celcius. Ini adalah angka tertinggi selama 650.000 tahun.

Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca tidak hanya terdiri dari CO2 saja, tetapi diantaranya terdiri dari CFC dan Methane. Gas Karbondioksida (CO2) adalah polusi paling banyak yang dihasilkan dan berlangsung selama puluhan tahun dalam berabad-abad.

Gas Methane adalah peringkat kedua sebagai polusi yang paling banyak dihasilkan. Gas Metahane berasal dari hewan. Itulah alasannya mengapa PBB mendeklarasikan supaya kita menjadi seorang vegetarian, tidak lagi memakan daging-dagingan. Karena semakin banyak daging dibutuhkan, maka semakin banyak pula hewan yang harus disediakan. Dan tentunya semakin tinggi pula gas methane yang melayang di atmosfer bumi kita.

CFC singkatan dari Chlorofluorocarbon. CFC adalah bagian dari gas rumah kaca. Selain menyebabkan pemanasan global, CFC juga mengakibatkan lapisan ozon menipis. Akibat menipisnya lapisan ozon intensitas cahaya tidak terfilter dengan baik.
Bagaimana Lapisan Ozon bisa menipis?
CFC adalah senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan klorin dan fluorin. Zat-zat ini tidak mudah terbakar. CFC biasanya digunakan di mesin pendingin (kulkas, AC), kemudian Dryer, begitu juga Spray seperti di dalam parfum, hair spray, obat anti nyamuk, dsb. Semakin banyak CFC yang terangkat ke angkasa maka semakin besar pula akibatnya yaitu menipisnya lapisan ozon.

Selanjutnya = = = >>>  hal-hal kecil yang mungkin bisa kita lakukan di dalam partisipasi Go Green for Save Our Earth

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS